Sabtu, 25 Mei 2013
Minggu, 19 Mei 2013
KAJIAN KRITIS TERHADAP ARTIKEL “KURIKULUM 2013 SEPERTI BAHTERA NABI NUH”
KAJIAN
KRITIS
TERHADAP
ARTIKEL
“KURIKULUM 2013 SEPERTI BAHTERA NABI
NUH”
DI
TULIS OLEH
Muhamad Zahwan
Anwar
NIM
:14111510044
Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah Etika Profesi Keguruan
Dosen Pengampu : Drs. H. Toto Syatori Nasehuddien,
M.Pd
Pada Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiah
Iain Syekh Nurjati Cirebon
KEMENTRIAN AGAMA
R.I
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI(IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON2013/2014
Kurikulum 2013 Seperti Bahtera Nabi Nuh[1]
Iman Herdiana
Sabtu, 16 Maret 2013 15:16 wib
Mendikbud M Nuh. (Foto: dok. Kemendikbud)
BANDUNG -
Kontroversi seputar kurikulum 2013 masih terus bergulir. Padahal, hanya tinggal
hitungan bulan kurikulum baru ini akan diterapkan.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh mengaku, lama merenungkan penolakan
dan pro kontra kurikulum 2013.
Dari renungan itu, dia teringat kisah Nabi Nuh AS yang membangun bahtera atau
perahu besar untuk menyelamatkan umatnya dari banjir besar.
"Setelah
merenung lama, ada yang menentang, pro kontra, ketemu kisah Nabi Nuh saat
hadapi banjir luar biasa, tapi sudah siapkan perahu," kata Nuh dalam acara
Sosialisasi Kurikulum 2013: Kreatif Inovatif Karakter di Aula Dinas Pendidikan Jabar,
Jalan Radjiman, Bandung, Sabtu (16/3/2013).
Dalam
kisah Nabi Nuh itu, ujar Mendikbud, anak Nabi Nuh justru diam di bukit bersama
kaum yang menentang pembuatan bahtera. Saat itulah, banjir tiba dan kaum Nabi
Nuh yang masuk bahtera bisa selamat. Sementara kaumnya yang ngotot tinggal di
bukit tersapu air bah.
"Jadi
naik perahu selamat, kurikulum selamat," kata Nuh.
Artinya,
kata mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya, itu,
dunia ini berkembang termasuk yang ada di dalamnya seperti manusia, industri,
budaya, dan lain-lain. Maka kebutuhan pun berkembang, termasuk kurikulum yang
dituntut bisa sesuai dengan perkembangan zaman.
"Kalau
kurikulum tetap sementara dunia berubah, maka enggak akan menyelesaikan masalah
perubahan ini. Kita ikuti perubahan dunia, maka kurikulum yang harus
mengantisipasi perubahan-perubahan itu," terangnya.
M
Nuh kembali mengulas cerita Nabi Nuh, air bah yang muncul ibarat perubahan. Air
yang datang bisa sangat besar, bisa juga surut. Maka diperlukan wadah seperti
bahtera yang mampu menyesuaikan diri dengan air.
Menurutnya,
percuma lari ke bukit tinggi karena air bah yang datang bisa lebih tinggi dari
bukit. Maka diperlukan perahu yang bisa mengikuti besar dan kuatnya arus air.
KAJIAN KRITIS
Setelah saya membaca artikel yang berjudul “Kurikulum 2013 Seperti Bahtera Nabi Nuh”, ada beberapa hal yang perlu saya komentari/keritiki diantaranya adalah sebagai berikut :
Memang benar bahwa perubahan zaman tidak bisa kita hindari lagi dan arus perkembangan yang semakin menjadi juga takan pernah bisa kita bendung lagi, tapi yang menjadi permasalahan adalah apakah kita mampu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan hanya dengan kurikulum yang baru tanpa menghiraukan aspek-aspek lain yang mendukung terlaksannya sebuah proses pembelajaran.
SARAN-SARAN
Mungkin memang benar, kita perlu membuat sebuah kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman. Akan tetapi, akan jauh lebih baik lagi apabila kita mempersiapkan terlebih dahulu aspek-aspek yang dapat mendukukng terlaksananya sebuah kurikulum. Seperti diadakanya pembinaan dan pengayaan kepada guru agar guru dapat menyesuaikan diri terhadap kurikulum yang baru. Fasilitas yang mumpuni juga merupakan hal yang harus disiapkan agar terlaksananya proses pembelajran yang diharapkan. Jadi saya berharap agar pemearintah lebih memperhatikan guru dan fasilitas di sekolah sebelum menetapkan sebuah kurikulum. Agar kurikulum yang di tetapkan pun akan lebih mudah terlaksana.
[1] Artikel tersebut termuat di http://kampus.okezone.com/read/2013/03/16/373/776867/kurikulum-2013-seperti-bahtera-nabi-nuh
Langganan:
Postingan
(
Atom
)